aku bertemu dengannya
dibalut pakaian rapi ikut tren masa kini
rias wajah yang semakin percantik diri
menjinjing tas, bersepatu hak tinggi
melangkah dengan pasti
aku bertemu dengannya di pagi hari
aku bertemu dengannya
garis usia mewarnai wajahnya
senyum simpul dan sesekali tertawa
bibirnya basah oleh asma-Nya
seolah telah menyerahkan seluruh jiwanya kepada Sang Maha
aku bertemu dengannya siang tadi
aku bertemu dengannya
berpakaian ala kadarnya
tapi semangat tetap membara dalam dada
terus mencari bara yang akan tetap membuat dapurnya menyala
bukan keringat, tapi bayangan keluarga yang mengaburkan pandangannya
aku bertemu dengannya sore ini
aku belum bertemu dengannya
seorang yang berada di depanku ketika aku kecil untuk membantuku berdiri
seorang yang berada di sampingku ketika aku remaja untuk menemaniku berlari
seorang yang berada di belakangku ketika aku dewasa untuk melihatku berhasil nanti
seorang yang tak bisa berada di dekatku karena aku telah berjanji untuk memeluk cita-citanya dulu, kini, dan nanti
aku ingin bertemu dengannya
ingin sekali, walau sekedar melihat dia tersenyum dalam mimpi
dalam rindu kepada Ibu di tanah kelahiran
Jakarta, 221211
22.12.11
20.12.11
Kunang-kunang
dalam dingin di malam sepi
aku melihatmu, duduk terdiam di sudut seolah menyesali diri
dalam kelam menyelimuti
aku menghampirimu, berharap kau bisa mencurahkan sejenak rasa lelahmu
aku ingin memelukmu
hanya saja aku hanya bisa menerangimu dengan cahayaku yang kecil ini
kau tersenyum melihatku
bulir air matamu memantulkan pendarku
aku ingin memelukmu
merengkuhmu supaya tak setitik hujan dapat menyentuhmu
menghangatkanmu dari dingin menusuk kalbu
sayang aku tak mampu
kunang-kunang kecil, katamu
pergilah ke tempat teman-temanmu
katakan pada mereka, tolong sampaikan salam cintaku kepadanya
kepada dia yang sedang tersenyum menatapku
kunang-kunang kecil, katakan kepadanya aku mencintainya
katakan kepadanya aku merindukannya
aku ingin menatap binar matanya lagi
aku ingin mendengar suaranya lagi
kunang-kunang kecil, pergilah ke tempat teman-temanmu
tak ada gunanya engkau menemaniku dalam gelap dan sunyi
pergilah menerangi pepohonan, hutan, saingilah bintang-bintang
antarkan tawa yang seharusnya kau bawa kepada anak-anak yang dengan riang mengejarmu
kunang-kunang kecil, tak apa aku sendiri disini
pergilah pergi
aku memeluknya, pendarku memecah gelap dan sunyi
kalau saja aku bisa menangis
akan aku katakan kalau aku telah menerima salammu
aku juga mencintaimu
aku hanya ingin mencintaimu seperti kerlip seekor kunang-kunang yang cukup mengusir kegelapan dalam hatimu
Jakarta, 201112
aku melihatmu, duduk terdiam di sudut seolah menyesali diri
dalam kelam menyelimuti
aku menghampirimu, berharap kau bisa mencurahkan sejenak rasa lelahmu
aku ingin memelukmu
hanya saja aku hanya bisa menerangimu dengan cahayaku yang kecil ini
kau tersenyum melihatku
bulir air matamu memantulkan pendarku
aku ingin memelukmu
merengkuhmu supaya tak setitik hujan dapat menyentuhmu
menghangatkanmu dari dingin menusuk kalbu
sayang aku tak mampu
kunang-kunang kecil, katamu
pergilah ke tempat teman-temanmu
katakan pada mereka, tolong sampaikan salam cintaku kepadanya
kepada dia yang sedang tersenyum menatapku
kunang-kunang kecil, katakan kepadanya aku mencintainya
katakan kepadanya aku merindukannya
aku ingin menatap binar matanya lagi
aku ingin mendengar suaranya lagi
kunang-kunang kecil, pergilah ke tempat teman-temanmu
tak ada gunanya engkau menemaniku dalam gelap dan sunyi
pergilah menerangi pepohonan, hutan, saingilah bintang-bintang
antarkan tawa yang seharusnya kau bawa kepada anak-anak yang dengan riang mengejarmu
kunang-kunang kecil, tak apa aku sendiri disini
pergilah pergi
aku memeluknya, pendarku memecah gelap dan sunyi
kalau saja aku bisa menangis
akan aku katakan kalau aku telah menerima salammu
aku juga mencintaimu
aku hanya ingin mencintaimu seperti kerlip seekor kunang-kunang yang cukup mengusir kegelapan dalam hatimu
Jakarta, 201112
Subscribe to:
Posts (Atom)