sepertinya aku pernah melihatmu,
tertawa lepas dalam keheningan yang mencekam
meski ragamu terbalut luka dan dendam
aku tahu bahwa kau ada
menemani
mungkin aku tak pernah pergi
mungkin aku tak pernah lari
dari nyata yang kau ubah rupa menjadi sunyi yang mencekat jiwa
aku masih tetap ada
dan berpikir bahwa semua akan baik-baik saja
kalau kau pergi
lebih baik kau pecahkan semua bayangmu dari pikiranku
hingga aku merasa amat sendiri
dan cermin enggan menemani
sendiri tak pernah sesunyi ini kalau aku terus menerus menatap bayangmu
dari jendela di tengah koyak malam yang menitikkan air mata
aku ingin pergi jauh sebenarnya
menghilang bagai butir-butir hujan yang menguar ke udara
mengapa tidak kau renggut saja jiwaku?
hingga aku tak bisa membedakan lagi mana nyata dan mana semu
aku tidak sendiri
bayang cermin itu masih menemaniku
tidak sepertimu yang bahkan tarik ulur dengan waktu
kau mungkin tak pernah tahu
bahwa aku mencoba tersenyum dan mengatakan bahwa tidak ada yang terjadi dalam hidupku
tetapi rindu ini menancap terlalu dalam dan mengalirkan perih tiap kali sendiri menyergap relungku
lebih baik kau pergi
lebih baik kau pergi
lebih baik kau renggut cermin itu dan pecahkan di depan mataku
sampai akhirnya kenyataan yang akan menamparku
bahwa aku sebenarnya tak ada untukmu
dan tak ada siapa-siapa lagi dalam hidupku
bagaimana bila aku memilih merindu dalam dendam?
menunggu sampai akhirnya nyawaku menjadi debu
dan tetap saja
kau tak akan pernah tahu
tidak akan ada yang pernah tahu
bahwa tiap malam aku mengenangmu
tiap malam aku menunggu seuntai kata yang dapat membasuhku bagai embun beku
sampai aku memutuskan untuk meranggas
dan tetap tak akan ada yang tahu
renggut saja semuanya
dan aku akan berpura-pura dan memasang senyum di muka
percaya bahwa semua akan baik-baik saja
meski bayang cermin itu mengganggu
lebih baik kau hancurkan cermin itu
jadi aku tahu kalau benar-benar tak ada seseorang pun yang menemaniku
dan tak ada yang mengisi bayang di cermin itu
suatu hari, mungkin aku akan memungutnya kembali
menyusunnya kembali
dan menyesali setiap alur retakannya yang mewarnai bayangku
berharap saja agar aku tak menyalahkan siapapun
termasuk dirimu
Jakarta, 260912