Cinta
bukan apa-apa. Hanya pikiran dalam rasa. Hanya mimpi dalam jiwa. Mengalir
seperti sungai ke laut sana. Bersinar seperti bulan dalam gelapnya.
Seharusnya
Tuhan tidak menciptakan cinta agar tak ada yang terluka karena cinta. Tetapi
Tuhan tetap saja menciptakan cinta karena Tuhan tahu cinta ada untuk
menyembuhkan mereka yang sedang terluka.
●●●
“Single itu prinsip. Kalau jomblo itu
baru nasib.”
“Gue nggak tahu. Kan udah lama juga
sejak terakhir gue pacaran. Gue nggak ngerti aja apa kali ini juga sama kayak
dulu.”
“Mana mungkin? Mana ada yang bisa
taklukin gue? Tuh orang musti bisa tusuk hati gue di tempat yang cuman gue yang
tahu!”
“Kamu tahu, ketika kamu terlalu banyak
merasa sakit dan sendiri, secara tidak sadar kamu akan membangun benteng tak
tertembus di sekelilingmu. Semua itu hanya untuk melindungi bagian dalam hatimu
yang sebenarnya makin porak poranda dan kamu tak mau ada orang yang
mengetahuinya.”
“Aku tahu. Aku harus akui, makin hari
aku juga makin menyayangimu.”
Gio Rama Aditya. Laki-laki. 19 tahun.
Mahasiswa/Part-Timer.
●●●
“Gue juga nggak ngerti sebenarnya.
Tapi ya, emang itu yang gue rasain.”
“Gue nggak terlalu mahir main gitar
sih. Tapi sedikit-sedikit bisa, lah.”
“Aku sudah tak tahu lagi harus apa sama kamu. Jadi, mendingan kita putus aja, ya?”
“Untuk apa aku bercanda? Aku memang
serius. Jadi, kamu mau?”
“Kau dan aku, seperti sayap itu. Meski
jauh, aku akan tetap menjadi milikmu dan kau akan tetap menjadi milikku.”
Andromeda Aryano. Laki-laki. 19 tahun.
Mahasiswa/Vokalis.
●●●
“Semakin kamu dewasa, ujian hidupmu
akan semakin berat. Itu sudah pasti.”
“Sepertinya aku hanya terlalu
menyayangimu. Seharusnya aku memang tak perlu khawatir. Kita sama-sama sudah
mahasiswa, kan?”
“Aku bukan pelarian. Aku hanya tak
ingin melihatmu berjalan tak tentu arah tanpa dirinya.”
“Masih banyak tentang diriku yang
belum kau tahu. Santai saja.”
“Salahkan saja aku karena terlalu
mencintaimu.”
Giordano Diaz. Laki-laki. 23 tahun. Management
Trainee.
●●●
“Mana gue tahu. Kan elo yang
ngerasain. Gue sih masih polos dan lugu.”
“Kalo ada yang berani hina elo, suruh
ketemu gue. Belum pernah dihantam sampai mampus tuh orang.”
“Cowok itu ya, kalo nggak brengsek, ya homo. Cuma elo nggak masuk aja di dua-duanya.”
“Gue kenal dia lebih lama dari elo.
Kalo elo sampe nyakitin dia, elo bakal nyesel udah kenal gue sebagai temennya.”
“Gue cuma bisa bilang, gue ikut
bahagia buat elo.”
Maharania Renata. Perempuan. 19 tahun.
Mahasiswi/Atlet Karate.
●●●
“Jangan kuatir. Aku tetep sayang kamu
kok apa adanya.”
“Cinta itu bukan buta. Dia hanya
membuat seseorang mengabaikan apa yang ada di depannya dan memilih apa yang sebelumnya
hanya terlihat oleh ujung matanya.”
“Sayang sekali banyak gadis di luar
sana yang harus kau kecewakan kalau kau memilih dia. Mungkin aku juga.”
“Ayolah, masa kamu jadi cengeng
seperti ini?”
“Aku sangat paham pada akhirnya mereka
hanya akan memilihmu. Entah mengapa aku harus kalah dari orang sepertimu.”
Mayrasani. Perempuan. 18 tahun.
Mahasiswi/Violis
●●●
“Maaf, gue mungkin lagi ngelamun dan
nggak sengaja hampir nabrak lo.”
“Cinta, ya? Agak rumit memang.
Ternyata kamu cukup digemari juga ya di kampus. Hahaha.”
“Kau berhutang satu penjelasan!”
“Aku cuma tak ingin melibatkan
kekasihmu. Itu saja.”
“Aku tak membenci orang sepertimu.
Hanya saja, kenapa harus dia?”
Arvion Leonardo. Laki-laki. 24 tahun. Disc
Jockey.
●●●
Semua
berakhir dalam satu kedipan mata. Semua pergi lenyap begitu saja. Semua hilang.
Semua tak ada. Semua menguap menjadi satu. Mengendapkan rasa. Semua hilang
semua canda. Semua hilang semua tawa. Tak ada rasa. Cuma bidang diatas pola. Semua
pergi tak bernyawa.
Semua
hilang semua rasa. Semua lenyap tak bersisa. Halaman terakhir tak ada kata. Semua
hilang semua ada. Aku pergi tanpa ada lagi jumpa.
ELIPSIS.
Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
220313
No comments:
Post a Comment