22.12.11

Rindu

aku bertemu dengannya
dibalut pakaian rapi ikut tren masa kini
rias wajah yang semakin percantik diri
menjinjing tas, bersepatu hak tinggi
melangkah dengan pasti
aku bertemu dengannya di pagi hari

aku bertemu dengannya
garis usia mewarnai wajahnya
senyum simpul dan sesekali tertawa
bibirnya basah oleh asma-Nya
seolah telah menyerahkan seluruh jiwanya kepada Sang Maha
aku bertemu dengannya siang tadi

aku bertemu dengannya
berpakaian ala kadarnya
tapi semangat tetap membara dalam dada
terus mencari bara yang akan tetap membuat dapurnya menyala
bukan keringat, tapi bayangan keluarga yang mengaburkan pandangannya
aku bertemu dengannya sore ini

aku belum bertemu dengannya
seorang yang berada di depanku ketika aku kecil untuk membantuku berdiri
seorang yang berada di sampingku ketika aku remaja untuk menemaniku berlari
seorang yang berada di belakangku ketika aku dewasa untuk melihatku berhasil nanti
seorang yang tak bisa berada di dekatku karena aku telah berjanji untuk memeluk cita-citanya dulu, kini, dan nanti

aku ingin bertemu dengannya
ingin sekali, walau sekedar melihat dia tersenyum dalam mimpi



dalam rindu kepada Ibu di tanah kelahiran
Jakarta, 221211

20.12.11

Kunang-kunang

dalam dingin di malam sepi
aku melihatmu, duduk terdiam di sudut seolah menyesali diri
dalam kelam menyelimuti
aku menghampirimu, berharap kau bisa mencurahkan sejenak rasa lelahmu

aku ingin memelukmu
hanya saja aku hanya bisa menerangimu dengan cahayaku yang kecil ini
kau tersenyum melihatku
bulir air matamu memantulkan pendarku

aku ingin memelukmu
merengkuhmu supaya tak setitik hujan dapat menyentuhmu
menghangatkanmu dari dingin menusuk kalbu
sayang aku tak mampu

kunang-kunang kecil, katamu
pergilah ke tempat teman-temanmu
katakan pada mereka, tolong sampaikan salam cintaku kepadanya
kepada dia yang sedang tersenyum menatapku

kunang-kunang kecil, katakan kepadanya aku mencintainya
katakan kepadanya aku merindukannya
aku ingin menatap binar matanya lagi
aku ingin mendengar suaranya lagi

kunang-kunang kecil, pergilah ke tempat teman-temanmu
tak ada gunanya engkau menemaniku dalam gelap dan sunyi
pergilah menerangi pepohonan, hutan, saingilah bintang-bintang
antarkan tawa yang seharusnya kau bawa kepada anak-anak yang dengan riang mengejarmu
kunang-kunang kecil, tak apa aku sendiri disini
pergilah pergi

aku memeluknya, pendarku memecah gelap dan sunyi
kalau saja aku bisa menangis
akan aku katakan kalau aku telah menerima salammu
aku juga mencintaimu
aku hanya ingin mencintaimu seperti kerlip seekor kunang-kunang yang cukup mengusir kegelapan dalam hatimu


Jakarta, 201112